Ceiling Brick adalah bahan bangunan yang digunakan untuk pembuatan plat lantai (dak lantai) yang terbuat dari keramik sebagai pengganti plat lantai cor konvensional.
Ceiling Brick ini terbuat dari tanah liat (keramik) yang di buat dengan cara di extrude sehingga berbentuk menyerupai kubus dengan lubang-lubang dibagian tengahnya.
Ceiling brick yang baik adalah campuran tanah liat yang dipanasi sampai diatas 1000 derajat celcius. Kalau diperhatikan lubang atau rongga pada
Ceiling brick akan menumpu beban yang ada di atasnya. Untuk memperkuat strukturnya,
ceiling brick juga diberi tulangan baja yang diletakkan di keempat sisinya dan kemudian dicor dengan beton. Pemberian tulangan dilakukan dengan penulangan searah, ini karena tulangan hanya dikaitkan dengan dua balok yang saling berhadapan. Karena itulah plat lantai menggunakan
Ceiling Brick, sebenarnya merupakan plat rusuk. Oleh karena dalam pengaplikasiannya tersususun dari material keramik, tulangan baja/besi dan beton inilah makanya sering disebut Dak
KERATON (Keramik Komposif Beton).
Dak
Ceiling Brick lahir atas kerjasama beberapa negara di Eropa (Jerman dan Belanda) sekitar seratus tahun yang lalu. Kemudian teknologi material ini dibawa ke Indonesia melalui proyek Bantuan Teknis Pembangunan Industri Bahan Bangunan yang diawasi oleh UNIDO/ UNDP (PBB Project INS/ 740/ 034) . Pada proyek penelitian yang berlangsung sekitar tahun 1977, bahan material ini diteliti penggunaannya pada sebuah rumah contoh di Puslitbangkim Cipta Karya Pekerjaan Umum. Aplikasi material pada penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari Ir. Emon Sulaiman (Alm) dan Nasan Subagia. Kemudian dikembangkan lagi dengan modifikasi modem oleh Ir. Judadi dan Dipl.Ing Yudiro pada tahun 1984. Setelah itu pada tahun 1990 dikembangkan lagi mofikasinya oleh Ir. Bambang Mursodo.
Amankah Dak Keraton?
Dak Keraton adalah salah satu metoda untuk meningkat lantai rumah dengan mengadopsi teknologi Eropa, dengan metoda ini proses pembangunan menjadi lebih ekonomis, lebih aman, efisien tanpa bekisting,tanpa mengurangi kekuatan untuk menahan beban yang berada diatasnya. Metoda pemasangan Dak Keraton mendapat penghargaan sebagai metoda yang lebih ekonomis, efisien, kuat dan lebih aman.
Kekuatan Dak
Ceiling Brick ( Keramik Komposit Beton) sudah diuji laboratorium yang mendapat hasil bahwa
Ceiling Brick akan melendut pada beban diatas 500 kg/ m
2. Hasil ini sesuai dengan loading Test-II No LB/ BPPU/ 001-12/ IX/ 9906.09.99 Bobot yang ringan (sekitar 180 -225 kg/m
2) dibandingkan dengan beton (sekitar 240 kg/m
2), ini karena Dak Keraton memiliki rongga didalamnya dan material pembentuknya adalah tanah liat. Walaupun bobotnya ringan, hal ini tidak berpengaruh pada kualitasnya yang sejajar dengan kualitas beton K 175 yang mempunyai tegangan ijin maksimum sebesar 55 kg/cm
2.
Bobot yang ringan ini menyebabkan beban strukur yang didukung oleh kolom bisa dihemat. Selain itu, menurut Ir. Bambang Mursodo, keuntungan bobot yang ringan akan memperkecil Gaya Gempa yang diterima oleh stuktur bangunan. Ini berarti bila mengalami keruntuhan, lantai tidak akan runtuh dalam bentuk lempengan besar dan berat tetapi dalam bentuk lempengan kecil sehingga tidak membahayakan penghuni. Dalam Rumus Newton F=m.a . Jadi jika massa bangunan berkurang maka gaya gempa yang terjadi akibat percepatan gempa juga berkurang.
Adanya Rongga di dalam Komposit Keramik Beton akan memudahkan kita untuk menangkap "sinyal" bila plat/dak beton itu akan runtuh. Hal ini bisa diibaratkan dengan sepotong bambu yang digunakan sebagai perancah. Bila diinjak dan akan patah maka bambu akan memberikan "sinyal" bahwa ia akan patah, diantaranya dengan mengeluarkan suara "krek". Berbeda jika bila perancah yang digunakan adalah kayu. "sinyal" ini tidak ada karena kayu tidak mempunyai rongga didalamnya. Bila patah ia langsung patah. Rongga dalam Keraton juga berfungsi sebagai isolator yang memberikan keuntungan tambahan karena bisa meredam suara dan panas, sehingga ruangan akan lebih sunyi dan dingin. Sebagai elemen Estetika, dapat diperlakukan dengan diekspos sehingga memberikan dampak visual natural pada
design interior.
|
Benda uji LKKB sudah siap crosshead mesin uji, sesaat sebelum pelaksanaan pembebanan metode uji lentur berulang meningkat. |
|
Benda uji LKKB sedang mengalami lendutan maksimum sebelum runtuh. Nilai defleksi maksimum berkisar antara Lo/20 sampai dengan Lo/25. |
|
Konstruksi Dak Ceiling Brick Keraton yang kokoh namun ringan. |
Perbandingan Dak Keraton dengan Dak Konvensional
Perbandingan Teknis
| Dak Beton Keraton | Dak Beton Biasa |
---|
Cara Pengerjaan | Tinggal pasang, perancah hanya sedikit | Cor ditempat, perlu cetakan (begisting) dan tiang penyangga (stager) sangat banyak |
Waktu | Sekitar 1 - 2 minggu | +/- 4 minggu |
Berat lantai (kg/m2) | 125-180 (kg/m2) | +/- 250 (kg/m2) |
Kuat Tekan | >175 kg/cm2 | >175 kg/cm2 istilah K175, K225, K300 dst |
Beban imposed bentang 2,5 m | 900 kg/m2 | >900 kg/m2 tergantung pembesian |
Jumlah pekerja | 3-4 orang | Lebih dari 10 orang |
Estimasi biaya terpasang | 450.000-500.000/m include balok 15x25 cm2 | 600.000-800.000/m2 |
Perbandingan BiayaKeuntungan Memakai Dak Beton Keraton
- Keraton yang dapat menahan beban hingga 750Kg/m2, kekuatannya relative sama dengan pelat lantai konvensional
- Proses pengerjaannya lebih cepat.
- Lebih hemat karena penghematan tenaga kerja dan waktu
- Lebih efisien karena dapat dikerjakan secara bersamaan dengan perkerjaan yang lain di lantai bawah atau pun dibagian atasnya
- Lebih murah disbanding plat beton konvensional biasa.
- Lebih ringan sehingga mengurangi beban bangunan
- Tidak banyak memerlukan Scafolding/kayu stagger (penyangga cetakan pelat beton)
- Bisa sebagai peredam panas dan suara, karena ada rongga udara. Tidak bocor, jika gunakan sebagai atap
- Bisa sebagai elemen estetika/artistic untuk lantai dibawahnya, jika tanpa di tutup plafon
|
Lantai dak keraton tampilan bawah, yang diexpose sebelum di finishing. |
|
Lantai keraton yang sudah jadi, cantik juga sebagai elemen estetika. Tidak perlu ditutupi plafon |